Profil Desa Sumilir

Ketahui informasi secara rinci Desa Sumilir mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sumilir

Tentang Kami

Profil Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga. Mengupas potret otentik desa agraris yang tenang dan damai, potensi lumbung padi yang menjadi penopang hidup, serta kuatnya modal sosial dan semangat gotong royong dalam membangun komunitas.

  • Identitas Ketenangan

    Nama "Sumilir" yang berarti hembusan angin sepoi-sepoi secara akurat mencerminkan suasana desa yang damai, tenteram, dan asri, dengan bentangan sawah yang luas sebagai ciri khas utamanya.

  • Pilar Utama Pertanian Padi

    Perekonomian desa secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian padi yang produktif, menjadikannya bagian integral dari lumbung pangan Kecamatan Kemangkon.

  • Modal Sosial yang Kuat

    Kehidupan bermasyarakat ditandai dengan tingginya semangat kekeluargaan dan gotong royong, yang menjadi fondasi utama dalam menjaga keharmonisan dan mendukung pembangunan desa.

Pasang Disini

Di tengah dinamika zaman yang terus bergerak cepat, ada sebuah desa di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, yang namanya sendiri seakan menjadi sebuah doa dan gambaran suasana: Desa Sumilir. Dalam bahasa Jawa, "sumilir" berarti hembusan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Nama ini secara sempurna merepresentasikan karakter desa yang tenang, damai dan tenteram, dengan lanskap terbuka berupa hamparan sawah hijau yang membiarkan angin berhembus bebas. Desa Sumilir merupakan potret otentik dari kehidupan agraris yang bersahaja, di mana kemakmuran dibangun di atas tanah yang subur dan ikatan sosial yang erat.

Desa Sumilir menempati area seluas 1,34 kilometer persegi. Menurut data kependudukan per Juni 2025, desa ini menjadi rumah bagi 2.215 jiwa. Hal ini menciptakan tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.652 jiwa per kilometer persegi, sebuah komposisi yang seimbang antara area permukiman komunal dengan lahan pertanian yang menjadi sumber kehidupan. Di bawah naungan kode pos 53381, Desa Sumilir menawarkan sebuah oase ketenangan dan potret keuletan masyarakat petani.

Filosofi "Sumilir": Hembusan Angin di Hamparan Sawah

Identitas Desa Sumilir tidak dapat dipisahkan dari makna namanya. "Sumilir" melambangkan sebuah tempat yang jauh dari kebisingan, tempat di mana ritme kehidupan berjalan lebih lambat dan selaras dengan alam. Filosofi ini tecermin dalam lanskap fisik desa yang didominasi oleh persawahan. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah permadani hijau (atau kuning saat menjelang panen) yang diselingi oleh pepohonan kelapa dan permukiman warga yang tertata rapi.

Suasana "sumilir" ini bukan hanya tentang angin secara harfiah, tetapi juga tentang suasana sosial yang sejuk dan damai. Interaksi antarwarga yang hangat, jauh dari hiruk pikuk dan persaingan ketat, menjadikan desa ini sebagai tempat yang nyaman untuk ditinggali. Keindahan visual dan ketenangan suasana ini merupakan aset tak ternilai yang dimiliki Desa Sumilir, sebuah kemewahan sederhana yang semakin sulit ditemukan di era modern.

Urat Nadi Agraris: Denyut Kehidupan dari Sektor Pertanian

Fondasi utama yang menopang kehidupan di Desa Sumilir ialah sektor pertanian, khususnya budidaya padi. Mayoritas penduduknya adalah petani, yang dengan tekun mengolah lahan warisan leluhur mereka. Lahan sawah di desa ini dikenal cukup produktif, didukung oleh ketersediaan air dari sistem irigasi yang memadai. Bagi warga Sumilir, sawah bukan hanya sumber pangan dan pendapatan, tetapi juga merupakan ruang kerja, ruang sosial, dan pusat dari seluruh siklus kehidupan mereka.

Denyut nadi desa berdetak mengikuti kalender pertanian. Musim tanam adalah saat di mana harapan disemai, ditandai dengan kesibukan para petani membajak sawah dan menanam bibit padi. Kemudian, masa perawatan menjadi periode penantian yang penuh perhatian, sebelum akhirnya tiba musim panen raya yang menjadi puncak dari kerja keras mereka. Pada saat panen, seluruh desa seakan hidup, diwarnai oleh aktivitas memotong padi, merontokkan gabah, dan menjemurnya di halaman-halaman rumah.

Keberhasilan pertanian di Sumilir juga ditopang oleh kelembagaan petani yang solid. Kelompok-kelompok tani menjadi wadah bagi para petani untuk belajar bersama, memecahkan masalah hama, dan mengakses program-program bantuan dari pemerintah, memastikan bahwa usaha pertanian mereka dapat terus berjalan secara efisien dan berkelanjutan.

Gotong Royong sebagai Perekat Sosial

Jika pertanian adalah tubuh dari Desa Sumilir, maka gotong royong adalah jiwanya. Di tengah masyarakat yang sebagian besar profesinya homogen sebagai petani, ikatan sosial menjadi sangat kuat. Semangat gotong royong atau kerja bersama tanpa pamrih masih menjadi praktik yang hidup dan lestari dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik ini terlihat jelas dalam berbagai aspek. Saat musim tanam atau panen, warga tak segan untuk saling membantu di sawah tetangganya. Ketika ada warga yang sedang membangun atau merenovasi rumah, tetangga sekitar akan datang membantu secara sukarela. Demikian pula saat ada hajatan atau musibah, seluruh komunitas akan bahu-membahu untuk meringankan beban sesama.

Selain dalam kegiatan insidental, gotong royong juga terlembagakan dalam bentuk kerja bakti rutin untuk membersihkan lingkungan, memperbaiki jalan desa, atau merawat fasilitas umum. Lembaga kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, dan kelompok pengajian menjadi motor penggerak berbagai kegiatan sosial yang semakin mempererat tali persaudaraan antarwarga. Modal sosial yang kuat inilah yang menjadi fondasi utama dari suasana "ayem tentrem" (aman dan damai) di Desa Sumilir.

Tata Kelola Desa: Menjaga Keseimbangan dan Kesejahteraan

Pemerintah Desa Sumilir menjalankan perannya sebagai pengayom dan fasilitator yang berupaya menjaga keseimbangan yang telah ada. Arah pembangunan desa tidak diarahkan pada perubahan yang drastis, melainkan pada penguatan potensi yang sudah dimiliki. Prioritas utama pemerintah desa ialah memastikan keberlangsungan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan warganya.

Dukungan terhadap petani diwujudkan melalui advokasi untuk kelancaran jaringan irigasi, penyaluran bantuan pertanian, serta koordinasi dengan para penyuluh pertanian. Di bidang infrastruktur, fokusnya adalah pada pemeliharaan jalan usaha tani untuk mempermudah akses ke sawah serta perbaikan jalan lingkungan dan penerangan untuk kenyamanan warga.

"Tugas kami di sini adalah menjaga apa yang sudah baik sambil terus berupaya meningkatkan kesejahteraan. Kemajuan bagi kami bukan berarti mengubah total desa ini, tetapi memastikan anak-anak bisa sekolah lebih tinggi dan para petani kami bisa tersenyum saat panen," ujar seorang aparat desa. Filosofi pembangunan yang humanis dan selaras dengan karakter desa ini menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga Sumilir tetap "sumilir".

Merawat Ketenangan di Era Perubahan

Desa Sumilir adalah sebuah antitesis dari gegap gempita modernitas. Ia menawarkan sebuah model kehidupan yang berbeda, yang dibangun di atas nilai-nilai kesederhanaan, kerja keras, kebersamaan, dan harmoni dengan alam. Desa ini menjadi bukti bahwa kemajuan tidak selalu harus diukur dari indikator-indikator fisik yang megah, tetapi bisa dirasakan dari tingkat ketenangan batin dan keharmonisan sosial warganya.

Tantangan bagi Desa Sumilir ke depan adalah bagaimana mewariskan nilai-nilai dan gaya hidup ini kepada generasi muda di tengah arus globalisasi dan digitalisasi. Mendorong inovasi di bidang pertanian agar generasi muda tertarik untuk menjadi petani modern, serta memanfaatkan teknologi untuk memasarkan hasil bumi secara lebih efektif tanpa menggerus kohesi sosial, akan menjadi agenda penting selanjutnya. Di Desa Sumilir, masa depan diharapkan akan tetap "sumilir", di mana hembusan angin kemajuan datang membawa kesejukan, bukan kegaduhan.